Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah dinamika global yang luar biasa, ekonomi Asia masih menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Bahkan, ASEAN digadang-gadang sebagai sumber pertumbuhan dunia.
“Pada tahun 2024, ekonomi global mengalami sedikit perlambatan sementara ASEAN masih menjadi pusat pertumbuhan global dan inflasi, ketegangan politik, dan volatilitas yang masih menjadi sumber utama ketidakpastian,” ungkap Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal Riyatno, Rabu (29/5/2024).
IMF pun memperkirakan bahwa ekonomi negara berkembang masih memimpin pertumbuhan. BKPM pun yakin dengan kuatnya pertumbuhan Asia, maka mitra investasi masa depan Indonesia akan didominasi oleh negara-negara Asia. Saat ini pun, Riyatno mengatakan investor asing yang dominan di Tanah Air antara lain Singapura, Hong Kong, China, Jepang, dan Malaysia.
Meskipun begitu, Riyatno mencatat adanya sejumlah risiko yang dikhawatirkan investor di Asia Pacific, yaitu ketidaksetaraan sosial, perubahan iklim, dan risiko siber. Menurutnya, ini menjadi tantangan bisnis ke depannya. Namun, Indonesia berhasil menghindari tantangan tersebut.
“Berkat pengaturan ekonomi dan reformasi kebijakan investasi yang kuat, pemerintah berhasil mengatasinya, ekonomi nasional dapat menghindari ancaman tersebut,” ujar Riyatno.
Terbukti, pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui negara-negara G20. Bahkan, secara kumulatif, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31% dan 5,05% pada 2023.
Bahkan, dari sisi investasi, selama dua periode Presiden Joko Widodo, Indonesia berhasil menghadirkan tren positif.
“Hanya pada 2018, realisasi investasi di bawah target, tetapi sejak pasca pandemi 2021-2022, perekonomian kita mengalami peningkatan kuat dan menjaga momentum dalam realisasi investasi,” katanya.
[Artikel Selanjutnya: Di Tengah Isu Reshuffle, Sri Mulyani Terbang ke Brazil]
(haa/haa)