Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg membuka suara terkait tudingan Rusia yang menyebut bahwa NATO sedang mempersiapkan perang nuklir dengan Moskow. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah pernyataan pers di Praha, Republik Ceko, Jumat (31/5/2024).
Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi tersebut sudah pernah mendengar tudingan serupa sebelumnya. Menurutnya, tudingan ini dilakukan oleh Moskow sebagai upaya untuk menekan NATO agar berhenti memberikan bantuan kepada Ukraina.
“Ini bukan hal baru. Sudah lama terjadi bahwa setiap kali sekutu NATO memberikan dukungan kepada Ukraina, Presiden Putin mencoba untuk mengancam agar kita tidak melakukannya. Dan eskalasi dari Rusia semakin meningkat dengan menyerang negara lain,” kata Stoltenberg kepada wartawan seperti dilansir dari Reuters.
Sebelumnya, Vladimir Kulishov, wakil direktur pertama Dinas Keamanan Federal (FSB) dan kepala Dinas Penjaga Perbatasan Rusia, mengatakan bahwa NATO tengah bersiap-siap untuk menyerang Rusia dengan senjata nuklir. Hal ini didasarkan pada latihan militer yang sedang dilakukan oleh aliansi tersebut.
Kulishov juga menyoroti skema pembagian senjata nuklir NATO, di mana sejumlah senjata dari Amerika Serikat disimpan di negara-negara non-nuklir, termasuk Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki. Moskow khawatir bahwa negara-negara non-nuklir tersebut terlibat dalam latihan mengenai penggunaan senjata tersebut.
Pada Januari 2022, beberapa minggu sebelum konflik di Ukraina meningkat menjadi permusuhan terbuka, Vladimir Ermakov, kepala departemen nonproliferasi Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bahwa langkah-langkah blok militer yang dipimpin oleh AS dianggap sebagai tindakan yang secara langsung ditargetkan pada Rusia.
Para pejabat di Moskow juga telah memperingatkan bahwa dukungan militer yang diberikan oleh Washington dan sekutunya kepada Kyiv dapat membawa pada eskalasi yang tidak terkendali dan berujung pada perang langsung dengan Rusia. Moskow mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya pertukaran nuklir dan perang nuklir.
“Mengirim senjata yang semakin merusak ke Kyiv menunjukkan bahwa Barat enggan untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Hal ini bisa menyebabkan bencana,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengomentari bantuan jet tempur F-16 yang diberikan AS kepada Ukraina.
Pandangan yang sama juga disuarakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menyatakan bahwa penggunaan senjata dari Barat oleh Ukraina untuk menyerang Rusia sangat berbahaya dan dapat memicu konflik global.
“Eskalasi yang terus berlanjut bisa memiliki konsekuensi serius,” kata Putin kepada wartawan di Tashkent, Selasa (28/5/2024) seperti yang dilansir oleh Reuters. “Jika konsekuensi yang serius ini terjadi di Eropa, bagaimana Amerika Serikat akan bertindak, mengingat kesetaraan kita dalam bidang senjata strategis?”
“Sulit untuk memprediksi – apakah mereka ingin memulai konflik global? Ini adalah faktor yang harus mereka pertimbangkan sebelum membicarakan serangan ke wilayah Rusia,” tambahnya.