Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia akan segera mengadakan pesta demokrasi lima tahunan untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Beberapa figur yang dianggap sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) sudah mulai muncul.
Setidaknya, ada tiga Capres dan Cawapres dalam Pemilu 2024 mendatang. Mereka adalah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mohammad Mahfud Md, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Lalu, pemimpin seperti apa yang sebenarnya diperlukan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks ini? Terutama untuk mengatasi persoalan di bidang energi.
Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo mengatakan bahwa masyarakat akan dapat melihat dan menilai bagaimana kecerdasan masing-masing calon dalam mengemukakan ide dan gagasan di ruang debat. Dia juga menyoroti tantangan yang akan dihadapi pemimpin masa depan dalam menyelesaikan masalah di bidang energi.
Menurutnya, ada dua wilayah dengan tantangan yang berbeda antara pemanfaatan sektor minyak dan gas (migas) dengan mineral dan batu bara (minerba) di Indonesia.
Dalam sektor migas, tantangan untuk memproduksi migas di tengah komitmen untuk mencapai Net Zero Emission 2060 menjadi pekerjaan besar bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
“Siapapun yang terpilih. Arah untuk mencapai target produksi migas sebesar 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030, menjadi tantangan dalam mempertahankan ketahanan energi di sektor migas,” ujar Singgih kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/10/2023).
Saat ini, kemampuan produksi minyak Indonesia hanya sekitar 615.000 barel per hari, jauh dari target 1 juta barel per hari.
Target ini juga harus didukung dengan empat pekerjaan yang harus dilakukan. Pertama, meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru demi peningkatan produksi. Kedua, menjaga nilai keekonomian dalam setiap aktivitas di sektor migas.
Ketiga, harus mampu memperkuat aktivitas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Keempat, bagaimana menjaga setiap aktivitas migas tetap memperhatikan lingkungan, terutama dalam upaya menjaga inisiatif rendah karbon.
“Fokus terkait keempat agenda ini, bagaimanapun menyentuh aspek finansial dan teknologi, terutama backup kebijakan yang mungkin sampai kepada tingkat Presiden terpilih,” katanya.
Sementara itu, dalam sektor minerba, Singgih melihat perlunya penyelesaian berbagai masalah hukum di sektor ini. Pasalnya, sektor minerba sering kali beririsan dengan kementerian yang lain, seperti Kementerian Kehutanan.
Singgih juga berharap program hilirisasi yang saat ini digencarkan oleh pemerintah Presiden Joko Widodo dapat direalisasikan dengan mengidentifikasi mineral yang sangat spesifik.
Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM juga harus mampu memetakan kebutuhan setiap produk hilirisasi untuk kepentingan industri di dalam negeri. Perhitungan dan arah pembangunan smelter juga harus jelas, agar para investor dapat menghitung potensi bisnis di sektor minerba.
“Harus diakui, kemungkinan Direktorat Energi Nasional akan segera mengusulkan draf Peraturan Pemerintah terkait Kebijakan Energi Nasional. Dan hasil dari peraturan tersebut, terutama perubahan dan implementasi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), menjadi pekerjaan besar bagi Presiden/Wakil Presiden terpilih,” katanya.
Singgih mengakui bahwa memberikan beban kerja di sektor migas dan minerba hanya kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih memang cukup berat, terutama karena banyak aspek teknis yang harus diperhatikan.
Mengingat pemerintah bertanggung jawab dalam mengelola kekayaan negara, maka Presiden terpilih harus memiliki kerangka besar mengenai masalah yang melekat dalam kedua sektor ini.
“Tidak hanya dari segi ketahanan energi, mengingat sektor ini masih memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. Namun yang lebih penting, setelah Presiden terpilih, rakyat harus secara aktif mendorong, mengawasi, dan memberikan saran agar kebijakan yang menjadi kepentingan pemerintah dan investor dapat berjalan dengan baik,” tutupnya.
Berikut adalah tautan untuk artikel terkait: [Tautan](https://www.cnbcindonesia.com/news/20231026163523-4-349357/inikah-pemimpin-bidang-minerba-migas-yang-dibutuhkan-ri-2024)
(hoi/hoi)