Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, telah menimbulkan konsekuensi bagi Eropa. Harga gas alam (LNG) berjangka Eropa naik hampir 7% menjadi 54 euro per megawatt-jam. Mesir mengumumkan bahwa impor gas alam turun menjadi nol dari 800 juta kaki kubik per hari. Gangguan pasokan tersebut disebabkan oleh konflik di Jalur Gaza, yang berbatasan langsung dengan Mesir.
“Aliran gas dari Mesir ke Eropa hanya sedikit, namun perang telah menyebabkan penutupan ladang Tamar di Laut Mediterania dan ada kekhawatiran akan keamanan kapal LNG Qatar yang melintasi Selat Hormuz,” tulis Trading Economics.
Harga gas alam di Eropa telah naik sekitar 40% sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas. Selain itu, kegagalan kompresor di pabrik pengolahan gas Nyhamna di Norwegia juga memicu kekhawatiran akan kelangkaan pasokan lebih lanjut.
Namun, stok gas di Eropa masih sekitar 99% penuh, karena cuaca yang hangat dan impor LNG yang kuat.
Sementara itu, eskalasi konflik di Gaza terus meningkat setelah Israel melakukan serangan sporadis. Mereka menargetkan kelompok Hamas yang telah menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan 1.400 warga sipil. Namun, serangan Israel telah mengakibatkan kerusakan besar juga bagi warga sipil, dengan jumlah korban tewas di Gaza mencapai setidaknya 8.000 orang.
Selain serangan besar-besaran, Israel juga memutus akses bahan logistik, air, dan utilitas ke Gaza. Hal ini mengancam kehidupan warga di wilayah tersebut, karena fasilitas kesehatan kewalahan menghadapi banyaknya korban dan keterbatasan stok obat-obatan serta listrik.
Kekhawatiran juga muncul bahwa konflik ini dapat meluas ke negara-negara tetangga di Timur Tengah. Israel telah mendorong warga sipil di utara Gaza untuk pindah ke selatan dalam antisipasi operasi darat.
