Pemerintah menghancurkan sekitar 634 bale pakaian bekas impor yang dikumpulkan dari 2 lokasi, yaitu Pasar Senen, Jakarta, dan Pasar Gedebage, Bandung.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa barang-barang tersebut adalah hasil pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi masuknya banjir barang impor ke pasar domestik. Terutama barang-barang yang memiliki dampak negatif bagi industri dalam negeri.
Hal ini diungkapkan saat memberikan keterangan terkait Hasil Operasi Penegakan Hukum Gabungan Bareskrim Polri, Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) DJBC, Kawasan Industri Jababeka III, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (26/10/2023). Turut hadir dalam acara tersebut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, serta jajaran Ditjen Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Operasi ini, kata Sri Mulyani, merupakan tanggapan terhadap arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperketat arus barang impor, terutama barang-barang tekstil dan produk tekstil (TPT).
“Pada periode antara 10-15 Oktober 2023, Direktur Jenderal Bea dan Cukai bersama dengan Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) di bawah Kementerian Perdagangan dan Bareskrim Polri telah melaksanakan operasi bersama,” jelasnya.
“Hasil dari operasi bersama ini, dan kami berterima kasih kepada Pak Zul (Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan), Kementerian Perdagangan, dan Kepolisian Pak Kepala Bareskrim yang telah berhasil melakukan penindakan sebanyak 638 bale pakaian bekas,” paparnya.
Selain itu, hasil operasi tersebut juga menemukan 53.030 lembar sajadah senilai Rp1,8 miliar. Sajadah tersebut berasal dari Turki dan masuk wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dokumen impor, menurut Dirjen PKTN Kemendag Moga Simatupang.
“Barang-barang ini (sajadah impor) telah ditetapkan status penggunaannya, yaitu akan diberikan hibah kepada pemerintah daerah Bekasi dan kepada tokoh-tokoh masyarakat. Karena sajadah tersebut masih bisa digunakan, maka masih bisa dimanfaatkan,” kata Sri Mulyani.
Artikel Selanjutnya:
Misteri Poros Keempat Pilpres 2024, Ini Sosok Capresnya