Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengonfirmasi bahwa kargo LNG pertama dari fasilitas Tangguh Train 3 di Papua Barat telah dikirim ke pembangkit listrik PT PLN (Persero). Ini menandai dimulainya operasi komersial dari proyek pengembangan Tangguh.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa kargo LNG pertama dari Tangguh Train 3 telah dikirimkan ke fasilitas regasifikasi PLN di Arun, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
“Dikirim pada tanggal 18 Oktober 2023,” kata Dwi kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/11/2023).
Dengan beroperasinya Tangguh Train 3, kapasitas produksi dari dua Train yang sudah beroperasi akan bertambah sebesar 3,8 juta ton, sehingga total kapasitas produksi tahunan menjadi 11,4 juta ton.
Dwi menjelaskan bahwa Tangguh adalah produsen LNG terbesar di Indonesia dan produksi dari Tangguh Train 3 akan memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai target produksi gas nasional sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030.
“Dengan peningkatan kapasitas produksi gas, Tangguh akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi gas di Indonesia yang terus meningkat. Total produksi gas dari Tangguh saat ini mencapai lebih dari sepertiga produksi gas nasional,” kata Dwi.
Selain penambahan Train LNG baru, proyek pengembangan Tangguh juga mencakup konstruksi dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi, fasilitas pemrosesan LNG, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Seperti yang diketahui, dalam perjalanannya, proyek Tangguh Train 3 sempat terdampak parah oleh pandemi COVID-19 dan membutuhkan waktu enam setengah tahun untuk diselesaikan setelah mendapatkan persetujuan investasi akhir pada tahun 2016.
Pada puncak konstruksi, lebih dari 13.500 pekerja terlibat dalam konstruksi proyek di wilayah terpencil ini, dan sebanyak 155 juta jam kerja telah digunakan untuk menyelesaikan proyek tersebut.