Tulisan Berita: Mantan Perdana Menteri China, Li Keqiang Meninggal Dunia
Mantan Perdana Menteri China, Li Keqiang, dikabarkan meninggal dunia pada usia 68 tahun di Shanghai pada Jumat (27/10/2023) pagi waktu setempat. Menurut laporan dari media pemerintah CCTV, Li Keqiang meninggal setelah mengalami serangan jantung pada Kamis, 26 Oktober. Meskipun dirawat dengan upaya maksimal, Li Keqiang akhirnya meninggal pada tengah malam tanggal 27 Oktober.
Li Keqiang sebelumnya dianggap sebagai salah satu pesaing kuat dalam jajaran pemimpin utama Partai Komunis China bersama dengan Xi Jinping. Dia dianggap memiliki pemikiran reformis. Namun, ia hanya menjabat sebagai Perdana Menteri China selama 10 bulan sebelum mengundurkan diri pada Maret 2023.
Li Keqiang lahir pada tanggal 1 Juli 1955 di provinsi Anhui. Dia tumbuh di tengah situasi politik yang tidak stabil pada tahun 1960-an dan 1970-an. Li Keqiang termasuk dalam angkatan pertama mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi setelah universitas dibuka kembali setelah Revolusi Kebudayaan. Ia belajar hukum dan kemudian ekonomi di Universitas Peking yang bergengsi. Di sana, ia bergaul dengan para aktivis demokrasi mahasiswa. Namun, berbeda dengan sebagian besar mahasiswa lainnya, Li Keqiang memilih untuk bergabung dengan Partai Komunis.
Setelah lulus, Li Keqiang bekerja di Liga Pemuda Komunis selama beberapa tahun. Organisasi ini bertujuan untuk membina anggota partai muda dan berfungsi sebagai jaringan patronase dalam sistem politik China. Afiliasi Li Keqiang dengan Liga Pemuda dianggap sebagai bagian penting dari kenaikannya dalam karir politik.
Pada akhir tahun 1990-an, Li Keqiang mulai mendapatkan peran dalam pemerintahan. Pada awal tahun 2000-an, ia memimpin beberapa provinsi, seperti Henan di China tengah dan kemudian Liaoning di timur laut. Saat itu, Li Keqiang dianggap sebagai pesaing potensial untuk menggantikan Hu Jintao sebagai presiden China dan ketua Partai Komunis.
Namun, pada tahun 2007, Xi Jinping menjadi anggota Komite Tetap Politbiro bersama dengan Li Keqiang. Hal ini menunjukkan bahwa Xi Jinping telah mengungguli Li Keqiang. Lima tahun kemudian, Li Keqiang menduduki peringkat kedua dalam hierarki partai dan menjadi Perdana Menteri. Namun, perannya dalam pengambilan kebijakan tidak sebesar pemerintahan sebelumnya, karena Xi Jinping lebih dominan dalam pengambilan keputusan.
Pada Januari 2017, Li Keqiang menulis artikel yang diterbitkan oleh Bloomberg. Dalam artikel tersebut, ia menyebut bahwa pemerintah China menggunakan pendekatan yang lebih ringan dan seimbang dengan melibatkan pasar. Dia juga menyatakan bahwa China membuka sektor ekonomi baru dan melakukan langkah-langkah untuk memudahkan bisnis di negara tersebut.
Selama masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Li Keqiang mencoba menurunkan pajak dan memotong birokrasi, meskipun dengan hasil yang beragam. Pada akhir masa jabatannya, ketika dampak Covid-19 sudah terasa dan kekhawatiran semakin meningkat, Li Keqiang mencoba meredakan ketegangan tersebut. Pada bulan Maret, ia mengundurkan diri setelah menjabat dua periode selama lima tahun.
Sumber: CNBC Indonesia