Peperangan antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel terus berlanjut di Gaza. Eskalasi konflik semakin meningkat setelah Israel melancarkan serangan balasan ke wilayah Gaza. Para sekutu Hamas di Lebanon dan Yaman juga ikut melakukan serangan terhadap Israel. Berikut adalah perkembangan terbaru yang telah dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber:
1. Israel mengepung Gaza
Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah mengepung Gaza pada Kamis malam. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, yang merupakan pusat organisasi teror Hamas. Pasukan Israel telah menyerang pos-pos terdepan, markas besar Hamas, dan meluncurkan serangan ke infrastruktur Hamas. Tank-tank Israel juga dilaporkan masuk ke arah kota Gaza dan terjadi baku tembak sengit antara kelompok tempur dan tank Israel di pusat kota Gaza. Suara ambulans juga dilaporkan terdengar di daerah tersebut.
2. Biden mendorong jeda kemanusiaan
Meskipun situasi di Gaza semakin memburuk, Amerika Serikat (AS) tidak menyerukan gencatan senjata seperti yang dilakukan oleh 120 negara di PBB pekan lalu. Namun, Presiden Joe Biden menyuarakan perlunya “jeda kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas”. Pejabat senior Gedung Putih menyatakan bahwa jeda tersebut bersifat sementara dan terfokus pada tujuan atau sasaran tertentu.
3. Proksi Iran menyerang pangkalan militer Israel
Kelompok proksi Iran, Hizbullah di Lebanon, dilaporkan melakukan serangan terkoordinasi terhadap polisi Israel. Mereka menyerang posisi militer Israel di perbatasan dengan Lebanon secara bersamaan. Di Yaman, kelompok Houthi yang juga sekutu Hizbullah, dilaporkan menyerang Israel dengan menggunakan sejumlah drone.
4. Hamas mengancam balasan
Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Jalur Gaza, mengancam bahwa langkah pengepungan Israel akan menjadi kutukan sejarah bagi Israel. Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obeida, mengatakan bahwa jika Israel terus menekan, maka mereka akan mengambil tindakan yang memiliki konsekuensi bencana bagi Yerusalem Barat, yang diakui oleh Zionis sebagai ibu kota Israel.
5. AS memberikan bantuan ke Israel
DPR AS yang dipimpin oleh Partai Republik telah meloloskan rancangan undang-undang yang akan memberikan bantuan senilai US$14 miliar atau sekitar Rp221 triliun kepada Israel. Namun, dana tersebut akan dipotong dari anggaran badan pajak.
6. Bantuan terblokir di Gaza Utara
Kota Gaza dan Gaza utara sebagian besar terputus dari wilayah lainnya akibat operasi darat Israel dan bentrokan dengan kelompok bersenjata Palestina. Koordinator Bantuan PBB melaporkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan dari wilayah selatan kepada pengungsi internal di Gaza utara telah terhenti.
7. Jumlah korban anak-anak meningkat
Jumlah anak yang tewas di Gaza dalam tiga minggu terakhir melebihi jumlah total korban tewas dalam konflik di seluruh dunia sejak tahun 2019. Menurut data dari Save the Children, setidaknya 3.324 anak telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober. Organisasi tersebut menyuarakan perlunya gencatan senjata untuk melindungi keselamatan anak-anak.
8. Menteri Luar Negeri AS bertemu dengan Israel
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan kabinet perang Israel di Tel Aviv setelah bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Blinken tiba di Israel untuk membahas kampanye melawan Hamas dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi warga sipil.
9. Khawatir akan kekerasan regional
Uni Emirat Arab (UEA) mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kelompok ekstremis dapat memanfaatkan konflik di Israel dan Gaza dan menyebabkan lebih banyak kekerasan regional. Mereka mengingatkan pentingnya diplomasi dan kerja sama yang kuat antara negara-negara di dunia untuk menurunkan suhu regional yang semakin panas.
Itulah perkembangan terbaru dalam konflik antara Hamas dan Israel. Situasi di Gaza semakin tegang dan diperlukan upaya untuk mencapai gencatan senjata demi melindungi keselamatan warga sipil, terutama anak-anak.