Rumah Sakit Indonesia di Gaza menghadapi kesulitan dalam menangani banyaknya korban serangan Israel di wilayah tersebut, terutama setelah dua serangan besar-besaran di kamp pengungsi Jabalia dalam waktu 24 jam. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit operasional terakhir di utara Gaza.
Banyaknya korban luka membuat rumah sakit harus bekerja 50 kali lipat dari kapasitasnya karena kurangnya pasokan medis dan bahan bakar.
Menurut Kementerian Kesehatan, rumah sakit terpaksa mematikan generator utama karena kekurangan bahan bakar yang parah dan hanya mengandalkan generator kecil untuk menjaga unit perawatan intensif tetap berjalan.
Situasi ini mengancam rumah sakit menjadi tempat pemakaman besar-besaran.
Ada laporan bahwa pasukan Israel telah maju ke bagian barat laut Jalur Gaza, yaitu kota Beit Lahia, dan dari bagian timur laut, yaitu kota Beit Hanoon. Pasukan Israel juga bergerak dari tenggara hingga barat, memotong dua jalan utama, Jalan Salah al-Din dan Jalan Rasheed.
Selain itu, pasukan Israel menekan Jalur Gaza dari empat arah yang berbeda. Pertempuran sengit antara tentara Israel dan kelompok Palestina terjadi di wilayah ini, menyebabkan banyak korban jiwa dan banyak rumah yang hancur. Warga yang terjebak di zona konflik ini tidak dapat melarikan diri.
Jalan menuju bagian selatan Gaza telah ditutup, sehingga tidak ada jalan bagi orang untuk keluar. Orang yang berada di utara Gaza akan tetap terjebak di sana.
Artikel Selanjutnya:
Duta Besar Palestina Menceritakan Kondisi Perang dan Mengomentari Indonesia.