Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan efek bahaya yang mengintai jika tata ruang mengabaikan ketentuan yang berlaku. Kelalaian itu, ujarnya, akan memicu korban dan sudah terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Ditjen PPTR yang berlangsung di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (08/08/2024). Dia mengatakan, pembangunan berkelanjutan bukan hanya memperhatikan lingkungan, tapi juga humanis.
“Pembangunan berkelanjutan yang adil bagi masyarakat bisa terwujud salah satunya dengan menjalankan fungsi pengendalian dan penertiban tanah dan ruang,” kata AHY dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (9/8/2024).
“Pengendalian dan penertiban dilakukan secara tegas dan tetap humanis. Agar tidak ada masyarakat yang menjadi korban karena kelalaian dari pengendalian dan penertiban tanah dan ruang,” tegasnya.
Karena itu, dia mengingatkan anak buahnya, yaitu Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (Ditjen PPTR) agar memastikan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari pembangunan tercipta berkelanjutan dan berkeadilan bagi masyarakat.
“Apa yang terjadi jika ada lokasi yang melanggar atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bisa menjadi korban bencana alam dan ini sudah terjadi di berbagai daerah,” kata AHY mengingatkan.
“Kita harus mencegah, jangan sampai ada lagi masyarakat yang menjadi korban akibat bermukim di daerah yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Kita jaga alam kita dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Dia pun mengingatkan agar menjaga keseimbangan antara kebutuhan percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan hidup.
“Sustainable growth with equity. Kita ingin investasi dan pembangunan semakin cepat, transformasi ekonomi terjadi. Itu kembali pada semangat kita menghadirkan iklim investasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan,” sebut AHY.
Dirjen PPTR Kementerian ATR Jonahar menambahkan, pengendalian dan penertiban harus dijalankan untuk memastikan tanah digunakan sesuai dengan peruntukannya.
“Jadi setelah program pendaftaran tanah melalui PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dan penyediaan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) selesai, perlu dilakukan pengendalian. Untuk memastikan bidang-bidang tanah yang telah terdaftar dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya,” kata Jonahar.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Ditjen PPTR yang berlangsung di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (08/08/2024). dok. Kementerian ATR/ BPN |
Secara terpisah, Pengamat Tata Kelola Kota dari Universitas Pakuan (Unpak) Budi Arief mengatakan, pemetaan wilayah-wilayah sesuai peruntukan dan kondisinya mendesak dilakukan. Apalagi, dengan kondisi Indonesia, yang menurut BMKG adalah salah satu negara yang rawan bencana.
“Bencana memang bisa diprediksi tapi nggak bisa ditebak kapan akan terjadi. Kalau beberapa kasus yang terjadi di berbagai negara, memang mereka nggak siap-siap banget. Tapi, paling tidak infrastrukturnya siap. Ini yang harus coba kita perbaiki. Pengelolaan lahan di sini kurang terencana. Bagaimana menangani area rawan gempa, berisiko banjir dan longsor? Belum lagi dengan potensi terjadinya degradasi lagan. Jadi masalah perencanaan dan pengelolaan di hulu belum terencana,” katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2024).
“Mapping harus dilakukan. Mana daerah Indonesia yang rawan bencana, rawan longsor, rawan banjir? Siapa yang kasih izin bangun rumah di pinggir sungai? Ada listriknya, ada PDAM. Contoh di Bekasi itu ada perumahan yang berkali-kali banjir, selalu tergenang. Yang beri izin siapa?,” tukas BUdi.
Karena itu, lanjut dia, integrasi kebijakan menjadi faktor penting. Dengan begitu, pemetaan dan menjamin pengembangan suatu wilayah sesuai dengan peruntukannya dapat terwujud.
(dce/dce)
Next Article
AHY Bongkar Biang Kerok 2.086 Hektar Tanah IKN Masih Bermasalah