Goldman Sachs memperkirakan bahwa ekonomi global akan melampaui ekspektasi pada tahun 2024. Ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat dan kepercayaan bahwa masa puncak dari kenaikan suku bunga telah berakhir.
Bank investasi tersebut memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 2,6% pada tahun depan secara rata-rata tahunan. Ini di atas perkiraan konsensus para ekonom sebesar 2,1% yang disurvei oleh Bloomberg.
Goldman juga yakin bahwa sebagian besar hambatan yang disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal telah berakhir. Menurutnya, para pembuat kebijakan di negara maju tidak akan menurunkan suku bunga sebelum paruh kedua tahun 2024 kecuali pertumbuhan lebih lemah dari perkiraan.
Lembaga keuangan itu juga mencatat bahwa inflasi juga terus menurun di seluruh negara G10 dan negara-negara berkembang, dan diperkirakan akan terus menurun.
“Ekonom kami memperkirakan penurunan inflasi tahun ini akan berlanjut pada tahun 2024: inflasi inti berurutan diperkirakan turun dari 3% saat ini ke kisaran rata-rata 2-2,5% di seluruh G10 (tidak termasuk Jepang),” tulis laporan Goldman yang dikutip oleh CNBC International, Rabu (15/11/2023).
Bank investasi tersebut juga memperkirakan aktivitas pabrik global akan pulih dari kemerosotan baru-baru ini karena hambatan yang ada akan mereda pada tahun ini. Goldman mencatat aktivitas manufaktur global telah terbebani oleh pemulihan manufaktur China yang lemah dan krisis energi Eropa.
“Ekonom kami memiliki pandangan positif terhadap pertumbuhan pendapatan nyata pada saat inflasi umum jauh lebih rendah dan pasar tenaga kerja masih kuat,” tulis Jan Hatzius, kepala ekonom di Goldman.
“Pada bulan September, bank tersebut telah memangkas perkiraan resesi AS dari 20% menjadi 15% dengan dasar meredanya inflasi dan ketahanan pasar tenaga kerja.”
Meskipun kenaikan suku bunga dan kebijakan fiskal masih akan terus membebani pertumbuhan negara-negara G10, Hatzius yakin bahwa “hambatan” terburuk tersebut sudah berakhir.
“Baik kawasan Euro dan Inggris diperkirakan akan mengalami percepatan yang berarti dalam pertumbuhan pendapatan riil menjadi sekitar 2% pada akhir tahun 2024 seiring dengan memudarnya guncangan gas setelah invasi Rusia ke Ukraina,” tambahnya.