PortalBeritaAntara.live adalah portal berita online yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk kriminal, olahraga, otomotif, dan politik
Berita  

Ramalan Bisnis Ritel pada Tahun Politik 2024: Apa yang Dapat Dijanjikan?

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memproyeksikan bisnis ritel akan mengalami kenaikan di tengah tahun politik.

“Yes, ada (kenaikan). Karena ada pesta demokrasi. Walaupun di kuartal ke-IV tahun 2023 ya. (Sementara) untuk di kuartal I-2024 sampai kuartal II-2024 akan ditopang dengan bulan suci Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri), itu memang bukan hal yang baru,” kata Roy, dikutip Kamis (16/11/2023).

“Tahun ini agak sedikit lebih baik dari tahun 2022. Harapannya, tahun depan minimal sama,” ucapnya.

Roy mengatakan, di tahun politik atau tahun 2024 mendatang diprediksi berbagai kebijakan populis belum tentu langsung lahir atau keluar, karena ada pergantian pemerintahan.

“Pemerintahan masih berlangsung, kan setahun lagi ini pemerintahan yang sekarang ini, tetapi kan yang kita tahu sudah ada yang mulai cuti untuk kampanye, kemudian ada yang menggantikan tapi yang menggantikannya itu belum tahu sejauh mana langkah-langkah nya, kemudian juga sudah disibukkan oleh fokus untuk Pemilu 14 Februari 2024, kemudian ada proses lagi sampai..ya mudah-mudahan satu putaran,” jelas Roy.

Dia mengatakan, pertumbuhan ritel mengikuti fluktuasi yang terjadi sesuai siklus momen pasar.

“Di kuartal pertama sama dengan kuartal 4 tahun 2022, kemudian kuartal 2 sangat signifikan, ada bulan suci Ramadan dan Lebaran. Tapi di kuartal 3 juta anjlok sampai September,” kata Roy.

“Kemudian di kuartal 4 diharapkan bisa meningkat karena ada momen Natal dan Tahun Baru. Lalu ada pesta demokrasi, pasti ada kebutuhan ekstra yang dibelanjakan,” sebutnya.

Selain itu, dia menambahkan, belanja pemerintah juga diguyur di kuartal 4 ini. Sehingga menopang konsumsi di dalam negeri. Belum lagi dengan adanya investasi.

“Karena kita belum selesai kuartal keempatnya, masih akan ada ekstra-ekstra belanja, ada Natal dan Tahun Baru, belanja pesta demokrasi, konsumsi pemerintah, mudah-mudahan (penjualan ritel) bisa tumbuh 4-4,3%,” ujar Roy.

“Tahun lalu kita di angka 3,8-3,9%. Tahun ini 4,2% itu sudah bagus, mudah-mudahan,” imbuh dia.

Ke depan, lanjutnya, daya beli juga bisa dijaga agar tetap tumbuh.

Salah satunya, tutur Roy, daya beli bisa terjaga dengan rencana kenaikan upah buruh di tahun 2024 nanti. Sebagaimana rumus upah yang baru ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Pemerintah (PP) No 51/2023 tentang Perubahan atas PP No 36/2021 tentang Pengupahan. Yang diundangkan dan berlaku mulai 10 November 2023.

“Nggak ada (penurunan daya beli). Karena kan ada kenaikan ini (upah). Dan, daya beli ini nggak, bisa dilihat dari satu poin. Tapi juga dari kondisi yang kondusif. Kemudian inflasi, bagaimana pemerintah menjaga inflasi,” pungkas Roy.