Pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin tidak mencantumkan pembangunan IKN dalam visi misinya. Namun, hal ini tidak berarti keduanya tidak akan melanjutkan proyek besar Presiden Joko Widodo ini. Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin menyatakan bahwa kelanjutan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) perlu mendengar aspirasi dari masyarakat. Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin, Thomas Lembong mengatakan bahwa mereka akan membuka diskusi publik mengenai IKN apabila terpilih. Diskusi ini bertujuan untuk mendengarkan suara masyarakat. “Ini kita mengembalikan kepada keinginan kita untuk diskusi publik yang terbuka di mana tidak ada ketakutan,” ungkapnya saat ditanya soal komitmen melanjutkan IKN dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia.
Menurutnya, semua kebijakan yang berpengaruh kepada publik harus melalui prosedur birokrasi serta konsultasi publik yang memadai. Menurut ekonom senior, Didik J. Rachbini, bagaimana diskusi publik bisa digelar ketika proyek IKN sudah berjalan. Dia mempertanyakan manfaat dari hasil diskusi publik tersebut apabila proyek IKN itu terus berlanjut. Sementara itu, TPN calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengungkapkan penyebab belum adanya investor yang masuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu penyebab belum masuknya para investor adalah karena pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak memperhatikan detail dari proyek ini, seperti tidak adanya studi kelayakan. Menurut Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sony B. Harsono, faktor utama yang membuat investor enggan adalah karena tidak ada feasibility study (FS). Padahal, FS adalah faktor kunci yang biasanya akan dibawa investor ke bank-bank demi mendapatkan pembiayaan untuk mengucurkan investasinya.
Sony pun menegaskan bahwa 300 LoI yang telah diserahkan berbagai investor kepada Presiden Joko Widodo terkait IKN bukan sesuatu yang harus dibanggakan, sebab LoI itu sifatnya tidak mengikat dan hanya sebatas ungkapan ada minat untuk ikut berinvestasi di IKN.