Perang antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, di Jalur Gaza kini memasuki beberapa pembaruan terbaru. Salah satunya adalah tercapainya kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata. Perpanjangan gencatan senjata ini terjadi berkat intervensi dari Qatar dan Mesir, yang bertindak sebagai mediator utama dalam perjanjian awal. Selain itu, ada beberapa pembaruan lain yang perlu dicatat.
Gencatan senjata sementara di Gaza, yang dilakukan oleh Hamas dan Israel, telah diperpanjang. Sebelumnya jeda perang itu telah berlangsung selama empat hari. Meski perpanjangan gencatan senjata hanya akan berlangsung selama 48 jam alias dua hari. Pernyataan ini dikatakan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari.
Diketahui bahwa Qatar dan Mesir berperan sebagai mediator dalam konflik antara Israel dan Hamas. Hamas dikatakan mengonfirmasi perpanjangan senjata, meski belum ada komentar langsung dari Israel. Pengumuman perpanjangan ini muncul setelah seruan dari berbagai pihak untuk menghentikan pertempuran lebih lama, termasuk dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, utusan utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Israel juga telah mengkonfirmasi pembebasan 11 sandera Palestina dari penawanan Hamas di Jalur Gaza. Di samping itu, sebanyak 33 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel akan ditukar dengan pembebasan 11 sandera Israel di Gaza. Tidak hanya itu, badan-badan bantuan dunia menyambut baik perpanjangan dua hari gencatan senjata di Gaza.
Namun, dalam keseluruhan sisi konflik ini, banyak pihak yang menyuarakan keprihatinan akan dampaknya terhadap masyarakat di kawasan padat penduduk di bagian selatan Jalur Gaza, di mana sekitar 2 juta orang kini tinggal.
Selain itu, terdapat berita bahwa seorang pria Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Langkah perpanjangan gencatan senjata ini juga disebut sebagai sedikit harapan dan kemanusiaan di tengah kegelapan perang oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Dalam situasi ini, diplomat utama UE Josep Borell mendesak gencatan senjata di Gaza diperluas menjadi gencatan senjata permanen. Namun, ia juga menegaskan bahwa “rakyat Palestina tidak bisa membayar atas tindakan Hamas”. Karenanya, semua pihak harus menghentikan pemboman.
Para pihak yang turut terlibat dalam konflik ini juga mengikuti perkembangan Hamas dan Israel di samping diplomat utama Uni Eropa Josep Borell menginginkan agar gencatan senjata bisa diperpanjang menjadi gencatan senjata permanen. Selain itu, ada beberapa peristiwa lain terkait konflik ini, seperti pembebasan tawanan, penembakan wartawan, dan kunjungan Elon Musk ke Israel. Semua ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Hamas masih merupakan masalah yang kompleks dan terus berkembang. Semoga kedamaian segera terwujud di wilayah tersebut.