Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar membuka Pavilion Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam pidato kuncinya, Siti Nurbaya menekankan pentingnya sektor energi dan memprioritaskannya dalam agenda COP28 untuk didiskusikan di Pavilion Indonesia.
Pada masa Presidensi G20 November 2022, Indonesia bersama dengan International Partner Group (IPG) telah menginisiasi perjanjian internasional (yang tidak mengikat) tentang Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan. Implementasi perjanjian ini memproyeksikan sekitar US$ 20 miliar kemitraan publik-swasta dengan pendanaan investasi campuran, khususnya untuk mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
Mobilisasi keuangan saat ini sedang berlangsung selama tiga hingga lima tahun dengan memperkenalkan Indonesia Country Platform sebagai mekanisme keuangan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara atau PLTU dan untuk investasi baru pada energi terbarukan.
Siti Nurbaya juga mengatakan bahwa pembahasan mengenai energi akan menjadi penting dan menarik, begitu juga dengan sampah dan ekonomi sirkular, yang semuanya melibatkan partisipasi masyarakat, swasta, CSO, dan akar rumput.
Selain itu, Siti mengatakan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam bidang iklim didasarkan pada kepemimpinan yang memberi contoh, bukan sekadar klaim, janji, atau komitmen di atas kertas.
Siti Nurbaya menekankan pentingnya mewujudkan janji US$ 100 miliar yang dibuat oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang, yang masih belum pasti hingga COP28. Pemenuhan janji ini sangatlah penting, terutama untuk transisi energi dan aksi iklim besar lainnya.