China Kembali Alami Lonjakan Pneumonia Anak-Anak, WHO Respons
Jakarta, CNBC Indonesia – China kembali membawa kabar tak menyenangkan. Sejak pekan lalu, Negeri Tirai Bambu mengalami lonjakan penyakit pernapasan dan pneumonia pada anak-anak.
Pihak berwenang China pada Jumat lalu dilaporkan telah menyerukan kewaspadaan atas lonjakan penyakit pernapasan yang membuat kewalahan fasilitas layanan kesehatan di bagian utara negara itu. Meski begitu, otoritas menyebut ada jaminan bahwa tidak ada “patogen yang tidak biasa atau baru” yang terdeteksi.
Sementara itu sejumlah ahli di luar China mengatakan situasi tersebut memerlukan pemantauan ketat. Meskipun mereka tidak yakin penyakit ini akan wabah global baru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Beijing telah menanggapi permintaan data tersebut. Sebelumnya badan itu memang telah menerima laporan soal “kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis di rumah sakit anak-anak di Beijing, Liaoning, dan tempat lain di China”.
“Otoritas kesehatan China mengatakan tidak ada perubahan dalam gambaran penyakit yang dilaporkan,” menurut WHO, seperti dikutip CNBC Internatioal, Senin (27/11/2023).
WHO mengatakan bahwa lonjakan tersebut kemungkinan besar terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19. Saat ini China juga mengalami musim dingin penuh pertama sejak menyatakan berakhirnya pandemi pada Desember tahun lalu.
Badan kesehatan PBB tersebut mengatakan bahwa data saat ini menunjukkan bahwa patogen tersebut saat ini berperilaku dengan cara yang khas dan dapat diobati dengan antibiotik yang ada. Namun WHO menyebut China harus memperkuat langkah-langkah untuk membatasi penyebaran penyakit ini termasuk melalui vaksin dan penggunaan masker.
WHO juga mengatakan pihaknya tidak merekomendasikan tindakan khusus apa pun bagi pelancong ke China. Termasuk menyarankan menerapkan pembatasan perjalanan atau perdagangan apa pun saat ini.
Sementara itu Kementerian Kesehatan China pada Minggu telah mendesak pemerintah setempat untuk memperbanyak jumlah klinik pemeriksaan demam pasca munculnya lonjakan kasus penyakit pernapasan tersebut.