Aviliani, senior ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), memperingatkan mengenai ketidakpastian global yang semakin sering terjadi dan berdampak pada ekonomi saat ini.
Menurutnya, interval waktu antara satu krisis ke krisis lainnya semakin pendek. Aviliani mengungkapkan bahwa bisa jadi krisis yang mempengaruhi ekonomi akan terus terjadi hingga tahun 2024 dan 2025.
Dalam presentasinya, Aviliani menampilkan daftar ketidakpastian global yang terjadi di dunia sejak tahun 2008 hingga 2023. Data tersebut menunjukkan adanya krisis keuangan global dan minyak dunia pada tahun 2008, kemudian krisis utang Eropa pada tahun 2012. Interval antara krisis-krisis tersebut kemudian semakin singkat.
Aviliani menyatakan bahwa pemerintah sebagai regulator harus bersiap menghadapi ketidakpastian global yang semakin sering terjadi ini. Menurutnya, kecepatan dalam pengambilan kebijakan menjadi kunci untuk menangani dampak krisis terhadap Indonesia.
Ia menekankan bahwa kebijakan yang diambil dengan cepat menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian global ini. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam pembuatan aturan dan upaya untuk merampingkan aturan perlu dilakukan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 masih bisa tetap di atas 5%. Meskipun demikian, pemerintah harus tetap waspada menghadapi dinamika global dan berupaya untuk menjaga permintaan domestik.
Menteri Keuangan juga menyoroti pentingnya pertumbuhan pajak yang tinggi dan menekankan bahwa menjaga momentum pertumbuhan menjadi hal krusial bagi Indonesia.