Presiden RI Jokowi mengungkapkan bahwa selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia, salah satu tugas beratnya adalah meminta perusahaan pertambangan untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Pernyataan ini disampaikan saat peresmian produksi perdana katoda tembaga dari smelter di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Presiden Jokowi menyebut bahwa pekerjaan membangun smelter merupakan tugas yang sangat berat. Pada tahun 2017, ia bernegosiasi dengan Richard Adkerson, mantan CEO Freeport McMoran, untuk sepakat membangun smelter di Gresik. Proses negosiasi tersebut tidaklah mudah karena investasi yang dibutuhkan untuk membangun smelter sangat besar, mencapai Rp 56 triliun.
PT Freeport Indonesia memiliki smelter konsentrat tembaga dan emas dengan single line terbesar di dunia, yang mampu memurnikan hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Dengan adanya smelter ini, bersama dengan PT Smelting, total pemurnian konsentrat tembaga mencapai 3 juta ton per tahun dengan produksi katoda tembaga sekitar 1 juta ton, emas 50 ton, dan perak 220 ton per tahun. Investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.
Artikel ini disadur dari CNBC Indonesia.
