Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Hizbullah dari Lebanon mengklaim berhasil mengusir pasukan Israel yang beroperasi di sepanjang perbatasan.
Pertempuran darat ini, yang semakin meluas di wilayah pegunungan perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, terjadi di tengah situasi perang yang masih berlangsung di Gaza dan seluruh Timur Tengah yang siaga, menunggu respons Israel atas serangan rudal Iran minggu lalu.
Dilaporkan oleh Reuters, Kamis (10/10/2024), Hizbullah melaporkan bahwa para pejuangnya menembakkan beberapa roket ke arah pasukan Israel dekat desa Labbouneh, di bagian barat perbatasan dekat pesisir Mediterania, dan berhasil mengusir pasukan tersebut.
Hizbullah telah meluncurkan roket ke arah Israel selama setahun terakhir dalam mendukung Hamas dalam konfliknya dengan Israel di Gaza. Lebih jauh ke timur, Hizbullah mengklaim telah menyerang tentara Israel di desa Maroun el-Ras dan melancarkan serangan misil ke arah pasukan Israel yang bergerak menuju desa perbatasan Mays al-Jabal dan Mouhaybib.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan tiga tentara Israel mengibarkan bendera negara mereka di Maroun el-Ras, yang merupakan pertama kalinya dalam beberapa dekade mereka diketahui melakukan hal tersebut di wilayah Lebanon yang diduduki Israel dari 1982 hingga 2000. Reuters mengonfirmasi lokasi tersebut berdasarkan fitur geografis yang terlihat.
Amin Sherri, seorang politisi Hizbullah yang mengunjungi pengungsi di sekolah-sekolah di Beirut pada Rabu, mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan Israel belum berhasil mencapai tujuan militernya, dan bendera Israel yang dikibarkan di selatan hanya bertahan sebentar.
Sementara itu, sirene roket terus berbunyi di seluruh Israel utara, termasuk di kota pelabuhan besar Haifa, setelah terjadi tembakan berat dari Lebanon. Militer Israel mengatakan sekitar 40 proyektil diluncurkan dalam satu serangan ke Haifa, beberapa di antaranya berhasil dicegat, sementara lainnya jatuh di wilayah tersebut.
Israel juga melancarkan serangan udara ke sasaran di jauh dari zona pertempuran perbatasan. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa empat orang tewas dan 10 lainnya terluka akibat serangan di kota Wardaniyeh, utara Sidon di sepanjang pantai.
Meskipun konflik semakin intensif, proposal bulan lalu oleh Amerika Serikat dan Prancis untuk gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah “masih ada di atas meja,” kata pejabat tinggi PBB di Lebanon pada Rabu. Israel sempat menolak gagasan itu, namun Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan kepada wartawan melalui video dari Beirut bahwa itu masih “sangat relevan, jadi kita tidak boleh mengabaikannya.”
Pengeboman Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 2.100 orang, sebagian besar dalam beberapa minggu terakhir, dan memaksa 1,2 juta orang mengungsi dari rumah mereka. Israel mengatakan tidak punya pilihan selain menyerang Hizbullah agar puluhan ribu warga Israel dapat kembali ke rumah mereka yang mereka tinggalkan di bawah tembakan roket kelompok itu.
(luc/luc)