Presiden Joko Widodo mengakui bahwa dia tidak berdaya dalam menghadapi “ulah” Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Bahlil Lahadalia yang gencar menagihkan kenaikan tunjangan kinerja (tukin) bagi pegawai di Kementerian ESDM.
Ambisi Bahlil untuk meningkatkan tukin pegawai ESDM bukan tanpa alasan. Dia mengklaim bahwa sektor ESDM telah memberikan kontribusi sebesar Rp 300-350 triliun kepada negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap tahun.
Bahlil menyatakan bahwa dengan adanya kenaikan tukin di lingkungan Kementerian ESDM, diharapkan dapat mendorong kinerja para pegawai untuk bekerja lebih giat. Dia menegaskan bahwa hal ini merupakan bagian dari upaya untuk memacu kinerja pegawai sekaligus memperhatikan kesejahteraan mereka.
Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa dokumen mengenai kenaikan tukin tersebut belum berada di mejanya. Namun, ia menjamin bahwa jika dokumen Peraturan Presiden (Perpres) mengenai kenaikan tukin di Kementerian ESDM sudah sampai di mejanya, ia akan segera tandatanganinya.
Sektor ESDM diakui sebagai sektor yang sangat strategis dan memiliki potensi besar, serta memberikan dampak multiplier yang besar bagi perekonomian nasional. Selama 10 tahun terakhir, sektor ESDM telah menyumbang PNBP lebih dari Rp 1.800 triliun.
Jokowi menegaskan bahwa jika dokumen tersebut sudah sampai ke mejanya, ia akan segera tandatangan untuk memberikan kenaikan tukin tersebut. Dia juga memastikan bahwa Menteri ESDM selalu menagihkan hal itu saat bertemu dengannya.
Artikel ini disadur dari CNBC Indonesia