Pada tahun 2025, perekonomian global dihadapkan pada berbagai tantangan yang diprediksi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. IMF memproyeksikan tingkat pertumbuhan sebesar 3,2%, sementara Bank Dunia mematok angka yang lebih rendah yakni 2,7%. Faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga, dan tarif perdagangan diyakini akan berperan penting dalam menentukan arah ekonomi di masa mendatang.
Federal Reserve AS telah melakukan pemotongan suku bunga untuk ketiga kalinya sebelum Natal, yang memberikan harapan bagi jutaan peminjam Amerika. Namun, pasar saham mengalami penurunan tajam setelah Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga tambahan di tahun 2025 kemungkinan akan terbatas.
Sementara itu, kebijakan perdagangan yang diusung oleh Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran global. Ancaman pengenaan tarif tinggi terhadap mitra dagang utama AS, seperti China, Kanada, dan Meksiko, berpotensi menyulitkan ekonomi negara-negara tersebut. Trump dikenal sebagai sosok yang menerapkan kebijakan isolasionis untuk melindungi industri manufaktur dalam negeri.
Visi ekonomi Trump yang memusatkan pada penggunaan tarif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi AS juga menuai kontroversi. Ancaman pengenakan tarif baru oleh AS terhadap importir terbesar di dunia, seperti China, Meksiko, dan Kanada, memunculkan kekhawatiran akan dampak luas bagi perekonomian global. Bank Dunia bahkan memperkirakan bahwa peningkatan tarif AS sebesar 10% dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,2%.
Dengan berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi, standar hidup global diprediksi tidak akan meningkat secepat sebelum pandemi. Ketidakpastian global semakin diperparah oleh kebijakan perdagangan dan tarif yang diterapkan, yang berpotensi memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi dunia.