Banjir di Kota Bekasi kali ini dikategorikan sebagai banjir terburuk yang pernah terjadi jika dibandingkan dengan kondisi banjir pada tahun 2016 dan 2020. Kondisi ini dipicu oleh kenaikan permukaan air di Kali Bekasi yang mencapai tinggi mencapai 8 meter. Walikota Bekasi, Tri Adhianto, mengungkapkan bahwa banjir tersebut disebabkan oleh limpahan air dari pertemuan sungai Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Akibatnya, banjir menyebabkan air mengenangi jalan dan pemukiman warga di sejumlah kecamatan di Kota Bekasi.
Tri Adhianto juga menyatakan bahwa dampak dari banjir ini sangat besar karena sebagian tanggul di pinggir sungai belum selesai dibangun. Evakuasi telah dilakukan sejak semalam sebagai tindakan pencegahan, namun belum ada data mengenai korban jiwa dan jumlah kendaraan serta rumah yang terdampak. Beberapa warga terjebak di tengah banjir, memilih bertahan di atap rumah atau mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
BPBD Kota Bekasi mencatat terdapat 20 titik banjir di 7 kecamatan akibat hujan deras sejak sore kemarin, dengan ketinggian air yang bervariasi hingga mencapai 3 meter. Data terbaru mengenai ketinggian muka air di wilayah Kota Bekasi masih terus diperbarui. Pemerintah kota juga telah menyiapkan beberapa lokasi pengungsian bagi warga yang terdampak banjir. Semua pihak terus melakukan pemantauan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi dampak banjir yang terjadi di Kota Bekasi.