Berita  

China Dorong Stimulus Fiskal Saat Respon Perang Dagang AS

China telah mengumumkan peningkatan stimulus fiskal untuk mengatasi dampak perang dagang dengan AS. Pada pembukaan pertemuan tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Qiang mengungkapkan dukungan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi. Di tengah lingkungan eksternal yang semakin kompleks, China menargetkan pertumbuhan sekitar 5% untuk tahun 2025 dengan rencana defisit anggaran sebesar 4% dari output ekonomi.

Untuk mendukung target pertumbuhan, Beijing akan menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 1,3 triliun yuan dan memperbolehkan pemerintah daerah menerbitkan utang khusus senilai 4,4 triliun yuan. Selain itu, rencana pengumpulan dana sebesar 500 miliar yuan untuk rekapitalisasi bank-bank negara juga disampaikan.

Meskipun terdapat beberapa upaya stimulus yang disediakan, seperti subsidi konsumen untuk kendaraan listrik, peralatan, dan barang-barang lainnya, serta kenaikan pensiun minimum bulanan, perubahan signifikan masih diperlukan dalam model pertumbuhan ekonomi China. Secara keseluruhan, stimulus fiskal ini diharapkan dapat mengurangi tekanan deflasi dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga.

Di pasar saham, indeks industri AI CSI dan Indeks Teknologi Hang Seng mengalami kenaikan, mencerminkan sentimen positif investor terhadap langkah-langkah stimulus yang diambil oleh pemerintah China. Selain itu, platform kecerdasan buatan baru-baru ini menambah optimisme di pasar. China juga berkomitmen untuk mendorong penerapan AI di berbagai sektor, seperti kendaraan listrik, telepon pintar, dan robot. Dengan langkah-langkah stimulus ini, diharapkan China dapat mengatasi dampak perang dagang dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Source link