Fabio Quartararo, pembalap asal Prancis, mengalami momen yang memilukan saat mengungkapkan perasaannya kepada jurnalis. Impiannya untuk meraih tiga pole position berturut-turut, naik podium di Jerez, dan memenangkan Grand Prix kembali sirna akibat kerusakan perangkat Yamaha M1-nya di lap 13. Meskipun telah unggul lebih dari empat detik dari pesaing terdekatnya, Marco Bezzecchi, Quartararo terpaksa menyerah akibat masalah teknis yang membuat motornya tidak dapat dikendalikan.
Kecelakaan tersebut membuat Quartararo merasa hancur di lintasan dan kemudian mengalirkan emosinya di ruang pers. Perasaan marah dan kecewa karena kehilangan kemenangan yang begitu ia kejar selama tiga tahun di sirkuit Jerman begitu mendalam hingga ia tak bisa menahan air matanya. Quartararo merasa semua hasil kerja keras dan persiapan yang dilakukannya sirna dalam sekejap akibat masalah kecil yang terjadi pada motor.
Meski demikian, Quartararo mengungkapkan kegembiraannya karena kembali merasakan performa terbaiknya setelah sekian lama. Kemenangannya di MotoGP 2021 didukung oleh strategi yang agresif dan kejeniusan yang ia tunjukkan di trek balap. Quartararo memilih untuk menggunakan ban depan lunak dan melancarkan serangan cepat di awal balapan, dengan menyadari bahwa ia harus memanfaatkan keunggulan tersebut sebelum ban mulai berkurang.
Dengan gaya balapan yang agresif dan kepercayaan diri yang tinggi, Quartararo berhasil menunjukkan potensi sebenarnya sebagai pembalap yang luar biasa. Meskipun terdapat keterbatasan mekanis di motor Yamaha M1, Quartararo mampu menyelesaikan puzzle balap dengan baik. Dukungan dari tim Yamaha Factory Racing dan upaya keras untuk menyelesaikan teka-teki performa motor membuat Quartararo semakin percaya diri dan optimis akan masa depannya di MotoGP.