Pasar otomotif China saat ini sedang dibanjiri oleh mobil bekas nol kilometer. Jenis mobil ini sebenarnya sudah terdaftar sebagai kendaraan yang dijual tetapi tidak pernah digunakan. Sehingga, mobil ini dijual kembali sebagai mobil bekas dengan jarak tempuh yang sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Biasanya, praktik ini melibatkan dealer yang terafiliasi dengan pihak ketiga.
Ada beberapa tujuan dari praktik ini, yaitu membantu produsen mobil mencapai target penjualannya, membantu dealer melepas stok yang tidak terjual, dan dalam beberapa kasus, memanfaatkan subsidi atau kebijakan ekspor yang berkaitan dengan status registrasi kendaraan. Dilansir dari ACV Astra, servis rutin mobil dilakukan berdasarkan jarak tempuh mobil, yang bisa mencapai 10.000-20.000 km dalam satu tahun.
Jika odometer menunjukkan angka lebih dari itu, bisa dipastikan mobil tersebut sudah dalam kondisi yang tidak baik. Selain itu, penting untuk memeriksa riwayat servis mobil dan apakah mobil diservis lewat dari waktu servis. Dalam situasi ini, penting bagi konsumen yang hendak membeli mobil bekas untuk memeriksa kondisi mobil tersebut dari segi pelayanan servis dan jumlah kilometer yang telah ditempuhnya.
Praktik ini belakangan juga dikhawatirkan oleh produsen mobil China karena dapat menggelembungkan data penjualan. Surat kabar People’s Daily di China telah mengkritik ini atas dasar bahwa ini mendorong persaingan yang tidak sehat karena didorong oleh persaingan yang berlebihan. Oleh karena itu, pihak berwenang diharapkan untuk segera mengambil tindakan regulasi yang tegas untuk mengembalikan ketertiban pasar. Menurut People’s Daily, praktik ini mengganggu ketertiban pasar normal dan seharusnya tindakan keras diambil untuk memulihkannya.