Pesawat pengebom B-2 milik Amerika Serikat dilaporkan terlibat dalam serangan terhadap situs nuklir Iran, mengenai kabar ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat AS kepada Reuters pada Sabtu malam. Operasi tersebut dilakukan di tiga lokasi nuklir utama di Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Esfahan, dengan fokus kerusakan terbesar pada fasilitas nuklir di Fordow.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga mengkonfirmasi keberhasilan serangan tersebut melalui media sosial. Sebuah kelompok pembom siluman B-2 Angkatan Udara AS meninggalkan Missouri pada hari Sabtu dan menuju ke tiga lokasi tersebut di Iran, membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) yang dikenal sebagai “penghancur bunker.”
Desain bom GBU-57 MOP dimulai pada awal 2000-an dan pesanan untuk senjata tersebut ditempatkan pada Boeing pada tahun 2009. Bom ini dirancang khusus untuk menghancurkan target yang terlindungi, dengan kemampuan menembus lapisan beton dan batu sebelum meledak tepat di sasaran terdalam.
Namun, sejumlah situs nuklir Iran dilaporkan berada di dalam tanah dengan kedalaman mencapai ratusan meter, membuatnya sulit ditembus oleh bom lain selain GBU-57. Pakar militer juga menyatakan bahwa untuk benar-benar menghancurkan situs tersebut mungkin diperlukan beberapa serangan dan bahkan pasukan darat untuk memastikan keberhasilan misi.
Dengan keberhasilan serangan ini, Trump memuji keberanian Prajurit Amerika yang terlibat dan mengusulkan agar saatnya untuk membawa kedamaian. Serangan ini menjadi sorotan utama dalam konteks hubungan politik yang tegang antara AS dan Iran yang terus berlanjut hingga saat ini.