Perang singkat antara Israel dan Iran telah berakhir setelah 12 hari konflik, dan sekarang gencatan senjata telah diberlakukan. Namun, pertanyaan yang tersisa adalah apakah perang benar-benar berakhir dan siapa yang sebenarnya keluar sebagai pemenang dari eskalasi militer dramatis tersebut. Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai “Perang 12 Hari” dan meskipun pertempuran langsung telah dihentikan, baik Israel maupun Iran mengklaim kemenangan.
Iran merayakan “kemenangan besar” dan perlawanan heroik, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan untuk generasi mendatang. Meskipun Israel berhasil merusak target Iran, klaim AS tentang hancurnya fasilitas nuklir bawah tanah Iran masih memerlukan verifikasi lebih lanjut. Iran juga berhasil mengubah kalkulasi strategis di kawasan dengan menunjukkan kesiapannya untuk konfrontasi langsung.
Para ahli memperkirakan bahwa gencatan senjata hanya merupakan jeda sementara, bukan perjanjian damai seutuhnya. Masa depan program nuklir Iran tetap menjadi isu sentral yang akan mempengaruhi kedamaian. Terdapat dua kemungkinan jalan ke depan, yaitu inspeksi PBB terhadap fasilitas nuklir Iran atau kemungkinan AS kembali bergabung dengan Israel dalam mengebom fasilitas nuklir Iran. Kedua pilihan ini bergantung pada dinamika diplomasi internasional dan negosiasi antara Eropa dan Iran. Sementara Eropa diharapkan dapat memainkan peran penting dalam menyeimbangkan kekuatan keras AS-Israel.