Pada zaman hidup Nabi Muhammad SAW, ada seorang wanita Indonesia yang cukup terkenal hingga ke Arab Saudi. Dialah Ratu Shima, lahir pada tahun 611 M di Sumatra Selatan dan kemudian pindah ke Jepara setelah menikah dengan Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga. Di Pulau Jawa, Ratu Shima tinggal di berbagai candi Hindu di kawasan Dieng. Ketika kartinya naik menjadi Raja Kalingga pada tahun 648 M, Ratu Shima menggantikan posisinya setelah ia meninggal pada tahun 678 M karena anak-anaknya masih terlalu kecil untuk berkuasa.
Sebagai pemimpin Kalingga, Ratu Shima berhasil membawa kerajaan ke masa keemasan, terutama dalam sektor perdagangan. Dia mengubah pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan lintas wilayah yang ramai, menghubungkan Kalingga hingga ke Dinasti Tang di Tiongkok. Pedagang China yang berdagang di wilayah tersebut pun memberikan kesaksian akan kemakmuran Ratu Shima, terutama dalam produksi garam yang menjadi komoditas ekspor utama.
Kisah kebijakan keras Ratu Shima terhadap pencurian juga menyebar hingga ke Arab, di mana warga Kalingga diduga sangat takut akan hukuman atas larangan mencuri. Sebuah kisah tentang Raja Arab Ta Shih yang membawa karung emas ke Jawa menjadi bukti keketatan hukum di bawah pimpinan Ratu Shima. Meskipun karung emas tak pernah diambil, anak Ratu Shima, Pangeran Narayana, tanpa sengaja menyentuhnya dan akhirnya dihukum mati dengan pemotongan kaki karena dianggap bersalah.
Ratu Shima sendiri meninggal pada tahun 695 M, dan sekitar 30 tahun setelah kepergiannya, Kerajaan Kalingga pun runtuh pada tahun 752 M. Sejarah kebesaran Ratu Shima tetap dikenang hingga saat ini, sebagai salah satu tokoh wanita terkenal dari Indonesia pada masa hidup Nabi Muhammad SAW.