Dalam MotoGP, posisi start dari dua baris pertama grid menjadi krusial bagi para pembalap. Memulai dari barisan ketiga menambah kesulitan, sementara dari barisan belakang membuat podium tampak jauh lebih sulit dicapai. Hal ini juga terjadi pada Maverick Vinales yang mengendarai KTM RC16, sebuah motor yang memerlukan ban keras. Namun, dalam kondisi suhu yang rendah di Assen, penggunaan ban tersebut menjadi tidak mungkin.
Vinales mengeluh bahwa dirinya tidak bisa mengoptimalkan motornya karena tidak dapat menggunakan ban belakang yang sesuai dengan kondisi balapan. Hal ini memengaruhi performa balapannya dan membuatnya sulit untuk bersaing di depan. Meskipun demikian, Vinales tetap optimis dan percaya bahwa dengan belajar dan berlatih, ia akan dapat mencapai hasil yang lebih baik di masa depan.
Cuaca yang jauh dari perkiraan juga mempengaruhi performa pembalap-pembalap, termasuk Vinales. Suhu rendah di Assen membuat penggunaan ban keras menjadi tidak mungkin, sehingga strategi balap harus diubah. Meskipun demikian, Vinales tetap berharap akan adanya perbaikan performa motor KTM dan berencana untuk memulai balapan dengan ban belakang yang lebih keras.
Secara fisik, sirkuit Assen memang selalu menjadi tantangan bagi para pembalap. Dengan kondisi aerodinamika yang semakin sulit, balapan di sirkuit ini menjadi lebih menantang. Meski demikian, Vinales tetap berkomitmen untuk terus berlatih dan berupaya mencapai performa terbaiknya.
Dengan kondisi balapan yang tidak mudah, pembalap Red Bull Tech3 KTM ini tetap berusaha dan berharap akan adanya perbaikan yang dapat membantu meningkatkan performa balapnya. Meski hasilnya belum maksimal, Vinales tetap optimis dan percaya bahwa dengan kerja keras, ia akan bisa mencapai hasil yang diinginkan.