Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa perusahaan migas asal Rusia, Zarubezhneft, akan melanjutkan investasinya di Blok Tuna, Laut Natuna Utara. Meskipun terdapat kabar tentang rencana perusahaan ini untuk mundur dari proyek karena sanksi Eropa terhadap Rusia, SKK Migas bersama Zarubezhneft dan operator Blok Tuna, Harbour Energy, sedang dalam proses diskusi untuk memastikan kelangsungan proyek tersebut. Djoko Siswanto, Kepala SKK Migas, mengungkapkan bahwa penyelesaian mengenai partisipasi Harbour Energy dalam proyek sedang dalam proses finalisasi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah mencari operator pengganti untuk Blok Tuna, dengan Harbour Energy saat ini sedang mencari mitra melalui pembukaan data room. Maruf Affandi, Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional, optimis bahwa proses peralihan hak partisipasi Zarubezhneft akan selesai di pertengahan tahun ini sehingga area kerja gas tersebut dapat segera berproduksi. Semua proses ini dilakukan dengan harapan agar Blok Tuna dapat terus dikelola dan diproduksi secara optimal, menyusul rencana peralihan hak partisipasi dari perusahaan Rusia ke perusahaan pengganti. Teman-teman dari Harbour Energy, perusahaan asal Inggris, yang mengelola Blok Tuna, melalui Premier Oil Tuna B.V. sedang aktif mencari mitra untuk menggantikan Zarubezhneft yang merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia. Semoga proses ini dapat segera terselesaikan dan operasi di Blok Tuna bisa berjalan lancar dalam waktu dekat.
Investasi Perusahaan Rusia di Indonesia: Batal Hengkang?

Read Also
Recommendation for You

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak akan…

Sebagai seorang pemilik kendaraan bermotor, penting untuk segera melakukan blokir STNK setelah menjual kendaraan. Langkah…

Pemerintah Indonesia berharap agar pemerintah AS dapat menurunkan tarif impor yang diberlakukan. Wakil Menteri Sekretaris…

Vietnam tengah melakukan perombakan radikal pada aparatur negaranya dengan menghapuskan 100 ribu posisi di pemerintahan….

Kondisi di Timur Tengah kembali memanas ketika kelompok pemberontak Houthi menembakkan rudal ke arah Israel….