Proyek panas bumi tidak hanya memiliki dampak ekonomi yang signifikan dalam sektor kelistrikan tetapi juga dalam peningkatan ekonomi daerah. Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi, investasi total dalam sektor panas bumi selama 10 tahun terakhir telah mencapai US$ 9,3 miliar, dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 18,2 triliun.
Eniya juga menjelaskan bahwa panas bumi menjadi sumber PNBP utama dari sub-sektor EBTKE, membuatnya menjadi sektor yang penting dalam penerimaan negara dari energi terbarukan. Bonus produksi dari panas bumi sangat dinantikan oleh daerah, dan pengeksplorasian geothermal dapat meningkatkan pendapatan daerah secara signifikan.
Pemerintah terus mendorong pengembangan panas bumi sebagai langkah menuju swasembada energi nasional, dengan harapan untuk mengejar posisi Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia dalam kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Perhatian serius terhadap sektor panas bumi juga terlihat dari Presiden Prabowo Subianto, yang turut hadir dalam acara peresmian proyek panas bumi baru di Indonesia.
Dengan atensi dari pemerintah yang terus meningkat, sektor panas bumi diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.