portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Penyebab Kenaikan Harga Bawang Putih yang Mencapai Rp 50.000/Kg Tanpa Terduga

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga bawang putih terus mengalami kenaikan. Adapun kenaikan ini telah terjadi sejak satu tahun yang lalu, dimana harga bawang putih pada bulan Maret tahun lalu di kisaran Rp35.000 per kg untuk jenis bonggol atau banci, dan Rp40.000 per kg untuk jenis kating. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia pagi hari ini, Senin (25/3/2024) di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, harga bawang putih sudah di level Rp45.000 per kg untuk jenis bonggol, dan jenis kating Rp50.000 per kg. Artinya, dalam kurun waktu satu tahun harga bawang putih sudah naik Rp10.000 per kg, dan tidak pernah turun.

Idi, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Gondangdia menyebut kenaikan harga bawang putih disebabkan karena komoditas ini berasal dari impor, bukan hasil produksi dalam negeri. Sehingga menjadi tak heran, katanya, kalau harga bawang putih terus bergerak naik tanpa pernah turun, berbeda halnya dengan bawang merah yang kerap naik-turun harganya.

“Bawang putih hari ini Rp45.000 (per kg) untuk yang banci (bonggol). Kalau yang kating Rp50.000 (per kg),” ungkap Idi saat ditemui CNBC Indonesia di lokasi.

“Kalau bawang putih kayaknya kan dari luar (negeri), jadi ya dia ngikutin harga di sananya mungkin. Beda kalau bawang merah kan ketahuan dia nih dari Brebes atau dari (sentra produksi bawang merah) mana, jadi naik turunnya ada. Kayak sekarang lagi naik lagi, karena mungkin terendam banjir. Biasanya daerah yang bencana itu hasil buminya berpengaruh. Hari ini bawang merah Rp40.000 per kg, ini memang naik lagi, udah naik dari akhir minggu kemarin,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Supini, pedagang bawang putih lainnya di Pasar Gondangdia. Ia mengaku sudah tidak heran bila harga bawang putih terus naik tapi tidak pernah turun. Bahkan, katanya, pelanggannya sudah tidak pernah komplain terkait harga bawang putih yang semakin tinggi, ini karena di tempat lain harga bawang putih rata sudah di level Rp45.000-Rp50.000 per kg.

“Ini naiknya sudah lama, sudah nggak aneh sih ini. Tapi saya nggak tahu nih (alasan naiknya). Ini saya ngambil untungnya juga sedikit-sedikit, yang penting bisa buat bajaj. Kalau dari pembelinya sih Alhamdulillah nggak ada yang protes harga bawang putih segitu, karena mungkin di tempat lain juga sama harganya sudah tinggi begitu. Semua sama, rata,” kata Supini.

Sebagai informasi, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia sekitar satu tahun yang lalu, Selasa (28/3/2023) di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, harga bawang putih jenis kating dipatok di harga Rp 40.000-45.000 per kg. Sedangkan, untuk bawang putih jenis banci dipatok Rp 35.000 per kg. Normalnya, untuk bawang putih jenis kating Rp 35.000 per kg, dan jenis banci Rp 28.000-30.000 per kg.

“Ini sudah naik ada 2 bulanan, dia naik dari lama, tapi sekarang belum ada perubahan lagi masih tetap segitu (harga tinggi) atau (stabil tinggi),” ujar seorang pedagang, Ipung.

Sebelumnya, Ombudsman RI meminta agar pemerintah menertibkan implementasi dari harga eceran tertinggi (HET) bawang putih. Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika menyebut HET bawang putih sebetulnya sudah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak 2019 lalu, yakni sebesar Rp32.000 per kg.

Sayangnya, kata Yeka, implementasi dari HET bawang putih belum ditertibkan, sehingga ada potensi permainan harga di komoditas bumbu dapur tersebut. Menurutnya, apabila HET bawang putih ini ditertibkan, maka bisa diketahui apakah tatanan di dalam perdagangan bawang putih di Indonesia terjadi rent seeking (korupsi) atau tidak.

“Sudah ada HET bawang putih (dari) Kementerian Perdagangan sejak 2019, Rp32.000 per kg, tetapi ini tidak ditertibkan. Ini kalau misalnya urusan bawang putih ada di Badan Pangan Nasional (Bapanas) semua, sehingga dalam HET itu nanti akan tergantung komponen biaya dan itulah yang membuktikan apakah ada reed seeking atau tidak,” kata Yeka dalam Konferensi Pers di kantornya, Jumat (22/3/2024).