portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Topan yang Terkuat dan Mematikan Melanda Jepang, Pabrik Tutup dan Penerbangan Dibatalkan

Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu topan terkuat, Shanshan, kini menghantam Jepang. Hal ini mengakibatkan hujan deras di wilayah selatan Kamis, menewaskan lima orang dan membuat puluhan lainnya luka.

Topan Shanshan membawa hembusan angin berkecepatan hingga 252 kilometer (157 mil) per jam saat menghantam pulau utama selatan Jepang, Kyushu, Kamis dini hari. Ini menjadikannya badai terkuat tahun ini dan salah satu yang terkuat di daratan sejak 1960.

Pihak berwenang telah memperingatkan lima juta warga untuk mencari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinan banjir dan tanah longsor. Meski badai melemah di Kamis sore, dengan hembusan angin 162 km/jam, namun hujan lebat masih terjadi di Kyushu dan sekitarnya.

“Lima orang yang ditemukan tewas dalam badai tersebut … termasuk seorang pria yang rumahnya berlantai dua runtuh di Prefektur Tokushima,” lapor Jiji Press dikutip AFP, Jumat (30/8/2024).

“Setidaknya 80 orang terluka di seluruh Kyushu,” kata Badan Meteorologi Jepang (JMA).

Dalam sejumlah gambar yang dilihat media, hujan mengubah sungai menjadi deras sementara angin memecahkan jendela dan meniup genteng dari atap. Gambar TV setempat menunjukkan jalan-jalan banjir dan kabel listrik putus.

Kota pesisir Miyazaki misalnya, dipenuhi puing-puing dari hampir 200 bangunan yang rusak. Dilaporkan melaporkan 25 orang terluka karenanya, termasuk dari tornado.

“Beberapa bagian dari prefektur Miyazaki mengalami rekor curah hujan pada bulan Agustus, dengan kota Misato mencatat curah hujan yang sangat tinggi yaitu 791,5 milimeter (31 inci) dalam 48 jam,” kata JMA.

Warga juga mengatakan bagaimana listrik padam di rumah yang mereka tinggalkan untuk evakuasi. Operator utilitas Kyushu mengatakan 187.010 rumah tidak memiliki aliran listrik di pulau itu.

“Rumah kami baik-baik saja, tetapi ada tornado di Miyazaki dan listrik padam di beberapa tempat,” kata seorang siswa yang khawatir, bernama Aoi Nishimoto (18) kepada AFP di kota utama Kyushu, Fukuoka.

“Tahun ini, saya jauh dari rumah orang tua saya untuk pertama kalinya. Jadi agak menakutkan untuk sendirian. Mungkin saya akan mencari senter jika terjadi pemadaman listrik,” kata sesama siswa lain, Rio Ohtsuru, (19)

Sementara itu, JMA juga memperingatkan bahwa risiko bencana akibat hujan lebat dapat meningkat dengan cepat di Jepang bagian barat di Jumat ini. Topan kini perlahan menuju pulau utama Jepang, Honshu.

Pabrik Toyota Setop Produksi-Penerbangan Batal

Raksasa otomotif Toyota menghentikan produksi di 14 pabriknya di Jepang. Nissan dan Honda juga menghentikan operasi di pabrik mereka di Kyushu, begitu pula dengan produsen chip termasuk Tokyo Electron.

Kyushu merupakan pusat industri semikonduktor. Raksasa chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Company membuka pabrik di sana pada bulan Februari.

Maskapai penerbangan Japan Airlines dan ANA juga membatalkan lebih dari 1.000 penerbangan domestik dan empat penerbangan internasional pada hari Kamis dan Jumat. Ini berdampak pada lebih dari 44.000 penumpang.

Operator kereta api menangguhkan sebagian besar kereta peluru Shinkansen antara Hakata di Kyushu dan Tokyo. Mereka mengatakan layanan akan terganggu di tempat lain pada hari Jumat.

Perubahan Iklim

Shanshan terjadi setelah Topan Ampil, yang mengakibatkan hujan lebat yang mengganggu ratusan penerbangan dan kereta bulan ini di Jepang. Meski begitu topan itu hanya menyebabkan cedera dan kerusakan ringan.

“Topan di wilayah tersebut telah terbentuk lebih dekat ke garis pantai, menguat lebih cepat dan bertahan lebih lama di daratan karena perubahan iklim,” menurut sebuah studi yang dirilis bulan lalu.

Studi lain yang dirilis oleh World Weather Attribution (WWA) pada hari Kamis mengatakan bahwa perubahan iklim juga mempercepat Topan Gaemi. Topan itu sebelumnya menewaskan puluhan orang di Filipina, Taiwan, dan China tahun ini.

(sef/sef)