portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Pakar Peringatkan Bahaya Eropa Jika China Diserang Bersama-sama oleh Asing

Uni Eropa (UE) akan membuat keputusan akhir tentang penetapan tarif terhadap kendaraan listrik (EV) asal China pada Oktober mendatang. Namun rencana ini masih memicu perdebatan di Benua Biru terkait apakah langkah ini memang bisa melindungi industri di wilayah itu.

Sejauh ini, Eropa masih mempertimbangkan untuk mengenakan tarif hingga 36,3% terhadap kendaraan EV buatan China yang akan diekspor ke wilayah itu. Ini disebabkan dugaan bahwa kendaraan listrik China diproduksi dengan biaya yang disubsidi pemerintah sehingga melemahkan industri mobil di Eropa.

Sejumlah analis menilai bahwa China memang sedang mempromosikan EV di kancah global. Dukungan berupa subsidi pemerintah telah membuat jumlah EV di Negeri Panda tersebut melebihi permintaan, dan akhirnya di ekspor ke beberapa negara di dunia.

“Pandangan lainnya juga datang dari analis senior untuk JATO Dynamics, Felipe Muñoz. Ia mengatakan murahnya harga mobil listrik China juga didasari bagaimana produsen Negeri Tirai Bambu telah berhasil mengamankan rantai pasok baterai EV, sehingga tarif mungkin tak akan berdampak signifikan bagi Eropa.

Di sisi lain, produsen Jerman Volkswagen mengatakan bahwa tarif akan merugikan perusahaan otomotif negara itu, yang memiliki kehadiran signifikan di China. Pasalnya, mereka mengantisipasi akan ada pembatasan yang bisa diberlakukan Beijing.

China telah berencana untuk mengirim Menteri Perdagangan Wang Wentao ke Eropa untuk bertemu dengan Komisaris Perdagangan UE, Valdis Dombrovskis, 19 September mendatang. Dalam pertemuan itu, Beijing akan mengajukan tawaran terakhir untuk mempersuasi UE agar tidak mengenakan bea masuk yang besar pada EV buatannya.

Diskusi Wang dan Dombrovkis ini disebut-sebut media China akan berjalan cukup alot. Beijing disebut akan terus mempertahankan posisinya bila memang Brussels tetap bersikukuh akan menjatuhkan tarif hingga 36,3%.

Sejauh ini, China telah meluncurkan langkah serupa terhadap produk mesin dan elektronik asal Eropa. Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan menyusul keluhan yang dibuat oleh kamar dagang nasional yang mengimpor alat-alat itu.