Pada bulan Februari, presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, menyuarakan harapannya melihat Formula 1 mempertimbangkan penggunaan kembali mesin V10 yang berbahan bakar berkelanjutan. Meskipun ide ini sangat populer di kalangan penggemar, pembalap Max Verstappen tidak sepakat dengan pendapat tersebut. Verstappen menganggap lebih baik menyelesaikan masalah di belakang layar daripada mempertontonkannya di depan umum.
Ben Sulayem membuat komentarnya setelah acara peluncuran musim F1, F175, di London. Dia menyatakan bahwa diskusi positif saat acara tersebut mendorongnya untuk mempertimbangkan kembali penggunaan mesin V10 setelah regulasi baru F1 mulai diberlakukan pada 2026. Meskipun aturan teknis sedang direvisi untuk musim 2026 dengan mobil ditenagai oleh mesin hibrida V6, Ben Sulayem mempertimbangkan berbagai arah teknologi masa depan, termasuk penggunaan mesin V10 berbahan bakar berkelanjutan.
Berbagai produsen mesin, seperti Audi dan Cadillac, tertarik untuk ikut serta dalam kejuaraan ini dengan adopsi regulasi baru. Red Bull juga akan membentuk kemitraan teknis dengan Ford, mengindikasikan era baru bagi tim tersebut. Verstappen juga mengomentari tindakan keras FIA terhadap umpatan, menganggapnya sebagai sesuatu yang konyol. Dalam menghadapi perubahan aturan dan perkembangan teknologi, F1 harus mempertimbangkan kembali menggunakan mesin V10 untuk masa depan olahraga ini.